Jumat, 14 Juni 2013

Pengertian Kecerdasan Emosional 9 macam kecerdasan intelektual yang dimiliki manusia

berburu ilmu didalam buku

  Pengertian Kecerdasan Emosional
Sebelum menginjak pada definisi atau pengertian kecerdasan emosional terlebih dahulu peneliti akan menjelaskan tentang kecerdasan.
Kecerdasan dalam bahasa Inggris disebut Intelegency sedangkan dalam bahasa Arab disebut al-Dzaki menurut bahasa  pemahaman atau kecakapan dan kesempurnaan sesuatu.[1]
Sedangkan para tokoh barat seperti David Weschler memberikan rumusan tentang kecerdasan sebagai suatu kapasitas umum dari individu untuk bertindak, berfikir rasional, dan berinteraksi dengan lingkungan secara efektif. Gardner mendefinisikan tentang kecerdasan sebagai berikut:
a)      Kecerdasan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya.
b)      Kecerdasan untuk mengembangkan masalah baru untuk dipecahkan.
c)      Kecakapan untuk membuat sesuatu atau melakukan sesuatu yang bermanfaat
       di dalam kehidupannya.[2]
Kecerdasan dapat dipahami dengan kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu. Sering kecerdasan pada anak, diukur dengan angka, sebagai contoh:
saat anak mendapatkan hasil rapor dengan nilai rata-rata 8, maka si anak dianggap sudah memenuhi syarat untuk mendapatkan julukan si anak cerdas.
Kecerdasan tidak hanya meliputi angka yang diperoleh dalam rapor saja. Kecerdasan secara garis besar dibagi menjadi tiga macam, yaitu kecerdasan spiritual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan intelektual.
Kecerdasan spiritual dapat dilihat dari ketaatan anak terhadap agamanya. Misalnya saja, ia tahu kapan waktu beribadah dan tidak menunda waktu ibadah. Kecerdasan emosional mencangkup pengendalian diri, semangat, dan ketekunan serta kemampuan memotivasi diri. Sementara itu, yang dimaksud kecerdasan intelektual adalah kemampuan otak untuk mengolah dan berpikir kognitif. Yaitu, kecerdasan yang terukur dengan angka-angka sejak mulai belajar, duduk dibangku sekolah hingga tamat sekolah.
Horward Gardner, ahli psikolog merumuskan 9 macam kecerdasan intelektual yang dimiliki manusia, antara lain:



1)        Kecerdasan Logika
Kecerdasan logika hampir sama dengan IQ (Intelligence Quotient). Kemapuan yang dimiliki berhubungan dengan angka-angka atau dengan hal-hal yang lebih rumit. Oleh sebab itu, membutuhkan kecerdasan otak yang tinggi untuk menyelesaikannya.
Contoh:
Si anak menyukai pelajaran berhitung dan progamer daripada pelajaran lainya. Saat disuruh menggambar, ia merasakan kesulitan bahkan ia lebih memilih tidak melakukan sama sekali.
Cara merangsang kecerdasan logika
a.       Tempelkan poster-poster matematika, seperti perkalian, penjumlahan, pengurangan, dan lain-lain.
b.      Ajarkan kepandanya cara berhitung yang menyenangkan dan mudah dilakukan, misalnya dengan jari.
c.       Beri dia alat untuk menghitung seperti sempoa bila ia belum terlalu lancar menghitung.
d.      Belikan komik-komik matematika dan pelajaran lainya untuk mengatasi kelemahannya pada pelajaran lain.
e.       Stimulasi dengan progam komputer yang mengajarkan teknik membaca dengan logis
f.        Jika anda mempunyai waktu luang, ajak anak anda melakukan permainan yang menggunakan logika untuk memenangkannya, misalanya catur, teka-teki,tebak-tebakan, dan lain-lain.
2)        Kecerdasan Verbal
Kecerdasan verbal berhubungan dengan kecerdasan menulis dan berbicara. Ada sebagian anak merasa kesulitan untuk berkomunikasi dengan temannya. Namun, banyak juga yang dengan mudah lancar berkomunikasi dan mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya lewat karya tulis atau melalui pembicaraan.
Anak yang mempunyai segudang prestasi dalam bidang sains atau yang lainnya, belum tentu mempunyai kecerdasan verbal. Anak seperti ini biasanya cenderung memilih berdiam diri di rumah daripada bermain dengan teman-temannya.
Cara merangsang kecerdasan verbal
a.                Ajak anak Anda jalan-jalan ke toko buku untuk menambah rasa ketertarikannya.
b.              Ajarkan padadia bahasa lain atau Anda dapat mengikutkannya untuk les bahasa.
c.               Lengkapi peralatan yang ia butuhkan, misalnya alat tulis, alat perekam, dan komputer.
d.              Beri anak catatan khusus untuk mencatat semua yang ia lakukan agar menjadi sebuah cerita.
e.               Untuk melatih kemampuan bahasanya, gunakan bahasa yang ia pelajari dalam bahasa sehari-sehari atau dua hari seminggu (berapa waktu yang disepakati).
f.                  Mengajak anak bercakap-cakap, membacakan cerita berulang-ulang, merangsang untuk berbicara, dan bercerita serta menyanyikan lagu anak-anak.
3)        Kecerdasan Spasial-Visual
Kecerdasan spasial-visual adalah kecerdasan seseorang dalam menggerakkan tangan dan mengekspresikan pikirannya dalam sebuah gambar dan tata ruang yang sesuai dengan perasaannya.
Biasanya anak menyukai pelajaran menggambar bahkan bercita-cita ingin menjadi pelukis, desainer, arsitek, dan fotografer. Anak juga senang dengan kegiatan visual, misalnya menonton film, slide, foto, dan lain-lain. Dalam belajar anak lebih mudah memahami materi yang ada gambarnya daripada yang tidak.
a.                   Gunakan puzzle untuk melatih otak kanannya atau teka-teki bergambar lainnya.
b.                  Lengkapi alat-alat yang diperlukan, seperti alat tulis atau alat menggambar.
c.                   Berilah ia kebebasan untuk berekspresi, jangan batasi hasil karyanya.
d.                  Jika Anda mempunyai waktu luang ajak dia untuk ikut menata kamarnya.
e.                   Berilah dia perlengkapan tambahan seperti kamera dan teropong.
f.                      Ajarkan padanya cara menggambar di alat lain, yaitu komputer
g.                   Lengkapi komputernya dengan program tiga dimensi seperti permainan balok.
4)        Kecerdasan Musikal
Anak yang memiliki kecerdasan musikal lebih mudah menghafalkan lirik-lirik lagu dan not lagu. Meskipun misalnya lagu itu tidak terlalu terkenal atau tidak banyak orang menyukainya. Cerdas musikal dapat dipengaruhi karena adanya faktor keturunan atau terjadi secara ilmiah karena sang bunda sering melakukan terapi kecerdasan janin dengan musik.
Contoh:
Dinda anak usia 5 tahun telah pandai bermain piano. Meskipun orangtuanya tidak pernah mengajarkannya, Dinda dengan sendirinya hafal not-not nada karena sering melihat ibunya bermain piano sewaktu ia masih kecil.
Cara merangsang kecerdasan musikal
a.       Dalam menghafal pelajaran lain, buatlah lagu-lagu yang berkaitan untuk mengatasi kelemahannya menghafal pelajaran lain.
b.      Beri dia kaset atau CD lagu yang sesuai dengan umurnya.
c.       Lengkapi dengan alat-alat pembelajaran untuk memaksimalkan bakat yang telah dimilikinya agar tersalurkan dengan baik.
d.      Buatlah jadwal bernyanyi bersama keluarga untuk melatih keberanian anak.
e.         Ikut sertakan anak pada kelas musik untuk mengembangkan bakatnya.
f.          Ajaklah anak mendengarkan musik, bernyanyi, dan mengikuti irama dengan tepuk tangan.
Kecerdasan naturalis berkaitan dengan seberapa besar anak mengenal alam. Apa yang akan dia lakukan ketika berbaur dengan alam atau ilmu apa saja yang dapat diambil dari alam. Anak yang memiliki kecerdasan naturalis lebih suka belajar di alam terbuka daripada ruang tertutup.
la akan lebih mudah memahami pelajaran yang diambil dari alam daripada pelajaran-pelajaran yang membutuhkan kerja otak yang tinggi.
Cara merangsang kecerdasan naturalis
a.       Lakukan petulangan seperti outbound saat Anda mempunyai waktu libur.
b.      Ajak ia belajar di alam terbuka agar pelajaran lainnya tidak ketinggalan.
c.       Gunakan benda-benda alam untuk melatih kemampuannya berhitung.
d.      Sediakan CD atau DVD yang mengupas semua tentang isi alam.
e.       Lengkapi perlengkapan seperti alat memancing, alat-alat camping, dan lain-lain.
f.        Jika Anda memiliki sebidang tanah kosong di halaman rumah, ubahlah menjadi kebun mungil atau taman mini untuk inspirasi anak Anda.
6)        Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal sering juga disebut dengan kecerdasan diri, Kecerdasan intrapersonal adalah kepekaan terhadap ekspresi wajah, suara, gerak-isyarat serta kemampuan membedakan aneka tanda interpersonal dan menanggapinya secara efektif.
namun ada yang berpendapat bahwa cerdas diri berarti dapat memutuskan apa yang dapat dikembangkan dari dalam dirinya, mana yang berpotensi dan mana yang tidak.
Anak yang mempunyai cerdas diri mampu mengenali dirinya dengan baik. Rasa percaya diri dalam dirinya juga sangat kuat. Oleh sebab itu, dia mampu mengembangkan bakatnya dengan mudah.
Contoh:
Ida gadis berusia 7 tahun, ia mampu mengeluarkan pendapatnya tentang masalah-masalah yang ia lihat di lingkungan sekitarnya. Saat ia berjalan bersama mamanya dan melihat sampah-sampah bertumpukan, dengan pedas ia mengkritik, “.Orang-orang yang tinggal di lingkungan ini sangatjorok.”  Mama Ida hanya tersenyum dan memberikan nasihat yang baik, “Jika Ida melihat sampah-sampah berserakan, yang harus Ida lakukan adalah mengumpulkan sampah itu dan membuangnya pada tempatnya.”
Keesokan harinya, Ida mengajak teman-temannya untuk melakukan kerja bakti di tempat yang Ida lihat banyak sampah berserakan. Kegiatan yang dilakukan Ida membuat warga sadar dan berbondong-bondong membantu Ida.
dari pengalaman Ida di atas dapat kita simpulkan, meski tergolong masih anak-anak, kemampuan dia untuk berpolitisi sangat baik, la berhasil mengajak teman-temannya dan warga untuk melakukan kegiatan yang ia usulkan.
a.       Sediakan buku-buku yang menarik minatnya untuk dibaca.
b.      Biarkan dia berprestasi dengan caranya sendiri, tanpa melepaskan peran Anda sebagai pengawas dan penasihat bagi anak Anda.
c.       Planing-kan masa depan untuk mengatasi kelemahannya terhadap pelajaran lainnya.
d.      Doronglah anak agar berani tampil berlomba di ajang tujuh belasan misalnya, atau hal lain seperti bernyanyi atau menari di depan orang lain.
7)        Kecerdasan Sosial
Kecerdasan sosial adalah kecerdasan untuk memahami orang lain dan pandai membawa diri saat berada dalam lingkungan sosial. Beberapa anak mungkin sulit mempunyai kecerdasan sosial. Hal ini dikarenakan setiap anak mempunyai kepribadian yang berbeda, ada yang pendiam, ada yang suka berbicara bahkan ada pula anak yang cenderung pemalu.
Biasanya anak yang memiliki kecerdasan sosial lebih banyak memiliki teman, ia juga pintar memahami masalah yang terjadi dalam lingkungan sosialnya.
Contoh:
Via, Amel, dan Winda adalah tiga sahabat yang hampir setiap saat selalu bersama. Mereka bersahabat mulai dari pertama masuk SD. Sekarang mereka duduk dibangku kelas 3. Selang waktu 3 tahun telah membuat hubungan mereka semakin dekat dan dapat memahami satu sama lain. Saat salah satu di antara mereka mendapatkan masalah, Amellah yang menjadi tempat curahan hati teman-temannya. Dan dengan jawaban yang jujur la selalu memberikan solusi untuk teman-temannya. Tidak hanya dengan teman-temannya,
saat berada di rumah, Amel selalu mengerti jika orangtuanya sedang ada dalam masalah. Jadi, dia memilih menunda meminta sesuatu hingga ia tahu bahwa masalah yang menimpa orangtuanya telah terselesaikan.
a.                   Ajak anak Anda mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan di sekolah atau lingkungan tempat tinggal, misalnya kegiatan kerja bakti, bakti sosial, dan lain-lain.
b.                  Berilah dia film anak-anak yang menyimpan makna kebaikan di balik cerita yang panjang dan seru.
c.                   Doronglah anak agar selalu punya waktu untuk bermain dengan anak lain yang sebaya, lebih tua, ataupun lebih muda. Saling berbagi kue, meminjamkan sesuatu dan bekerja sama membuat sesuatu. Saat dia kalah dalam sebuah permainan misalnya, dia akan belajar bagaimana berlapang dada menghadapi kekalahan dan bagaimana bersikap pada teman yang menang.
8)        Kecerdasan Eksistensial
Howard Gardner (Bapak Kecerdasan Ganda) merumuskan kecerdasan ini sebagai kecerdasan yang menaruh perhatian besar pada masalah hidup yang paling utama dan hakiki, seperti hal-hal yang berbau filosofis. Para filsuf dan orang-orang seperti teolog, kiai, pastur, pendeta, biksu, yogi dikategorikan sebagai orang-orang yang sangat menonjol dalam kecerdasan eksistensialnya.
Namun, contoh paling umum dari orang-orang yang memiliki kecerdasan eksistensial yang tinggi adalah mereka yang sering di malam hari duduk di balkon atau serambi rumah dan memandang bintang di langit sembari bertanya di dalam hati, “Kira-kira berapa luasnya jagat raya ini.” Contoh lain saat Anda mengagumi bayi yang masih ada dalam perut istri Anda. Sementara bayangannya tercermin dari layar USG, di dalam hati Anda berkata, “Bagaimana perjalanan hidup anakku, sampai ia sudah sebesar ini?“.
Beberapa tokoh dunia yang memiliki kecerdasan eksistensial yang tinggi, misalnya Vasily Kandinsky, seorang seniman dengan bukunya Concerning The Spiritual in Art yang mencoba menjelaskan kekuatan pikiran dalam menjelajahi alam mistis dan kosmis. Kemudian jangan lupakan, ahli fisika J. Robert Oppenheimer ketika ia menyaksikan peledakan pertama bom atom, la pun teringat sepenggal bait dari kitab Bhagavad Gita mengenai kehancuran alam raya. Sedemikian mengganggunya “kebijakan” Bhagavad Gita memasuki pikiran Oppenheimer menyebabkan ia kelak dicopot dari segala macam jabatan dan akses yang dianggap dapat mengganggu keamanan negaranya.
Jarang sekali ada anak yang memiliki kecerdasan eksistensial. Cara pengembangannya pun tidak seperti kecerdasan-kecerdasan lainnya. Dengan adanya pengalaman dan peristiwa-peristiwa yang dilalui, maka kecerdasan eksistensial juga akan berkembang.
9)        Kecerdasan Kinestik
Kecerdasan kinestik meliputi kemampuan fisik, seperti kecepatan؛ kelenturan, kekuatan, dan lain-lain. Anak yang memiliki kecerdasan kinestik lebih sering berprestasi dalam bidang olahraga dan seni tari. Hal ini dikarenakan kedua cabang itu membutuhkan kelenturan dan kekuatan.
Meskipun banyak prestasi diraih dalam kedua cabang itu, dalam cabang lain belum tentu si anak mampu mengikutinya. Bahkan, tak jarang anak mengalami kesulitan.



Contoh:
Adi suka sekali dengan sepak bola, hampir setiap hari dia bermain sepak bola dengan teman-temannya. Tidak dipungkiri kemampuan Adi memang sangat bagus, meskipun ia baru duduk di bangku kelas 5, kemampuannya dapat dibandingkan dengan anak SMA.
Namun, saat pelajaran lain Adi tidak dapat berkonsentrasi. Hal itu menyebabkan nilainya kurang. Sepak bola yang menjadi kegemaran dan keahliannya telah membuyarkan pikirannya.
Dari cerita di atas, perlu diwaspadai agar anak tidak hanya cerdas dalam satu hal. Anak perlu memiliki kecerdasan dalam beberapa bidang. Jika nilai olahraga baik, tetapi nilai akademik kurang, bisa jadi anak tidak dapat naik kelas.
a.         Berikan anak Anda kesempatan untuk memilih bidang yang ia sukai.
b.        Ikutkan anak Anda kelas-kelas pelajaran lain untuk mengatasi kelemahannya di bidang lain.
c.         Lakukan outbond untuk melatih kecepatan, kelenturan, dan kecerdasan dalam memecahkan masalah.
d.        Ajaklah anak berdiri satu kaki seperti burung bangau atau berjongkok seperti kodok. Kegiatan seperti membungkuk, berjalan di atas satu garis, berlari, melompat, melempar, latihan, senam, dan berbagai permainan olahraga lainnya akan membantu kelenturan tubuhnya.
Demikianlah berbagai kecerdasan yang dimiliki manusia telah dibahas secara teoretis. Kecerdasan terkadang menjadi potensi pembeda antara manusia satu dengan manusia lainnya.
Tentunya, akan sangat baik bila masing-masing keunikan (kecerdasan) tersebut dikenali secara dini.[3]
Dari apa yang sudah dipaparkan di atas maka dapat disimpulkan bahwa kecerdasan adalah suatu potensi yang dimilki oleh seseorang sebagai bekal dalam kehidupan.



[1] Abdul Mudjib, Nuansa-nuansa Psikologi Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000) hlm., 317
[2] Sukmadinata, Landasan Psikologi, hlm, 96
[3] Dr. Supardi, MM & Aqila Smart, Ide-Ide Kreatif Mendidik Anak bagi Orang tua Sibuk (Jogjakarta: KATA HATI,2010) hlm, 18-29

0 komentar:

Posting Komentar